Visitors

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Voting Anda

Adidas Predator D5

Written By Blognya Reza on Sabtu, 19 Mei 2012 | 09.50

 
09.50 | 0 komentar | Read More

Kisah Kejujuran

Kisah kejujuran
Kejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran. Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka makhluk-makhluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, “Terima kasih Oom!” Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka. Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan. Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta. “Terima kasih ya mbak … semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah. “Maaf, nggak ada kembaliannya … ada uang pas nggak mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. “Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?” suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. “Nggak punya!”, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur. Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!”, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. “Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan ! Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!” “Eeh … nggak usah … nggak usah … biar aja … nih!” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, “Nanti dulu Om, biar ditukar dulu … sebentar.” “Nggak apa apa, itu buat kalian” lanjut saya. “Jangan … jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga” anak itu bersikeras. “Sudah … saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !”, saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat. Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. “Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..”. Ia memberi saya delapan pack tissue. “Buat apa?”, saya terbengong “Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu”. Walau dikembalikan ia tetap menolak. Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. “Terima kasih Om!”..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, “Duit mbak tadi gimana ..?” suara kecil yang lain menyahut, “Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin …….”.
09.47 | 0 komentar | Read More

Sepatu Adidas F50 musim 2012-2013

Written By Blognya Reza on Kamis, 03 Mei 2012 | 15.32

Nih....
  
2012/2013 Adidas F50 Adizero miCoach Leather BlackSliverYellow
15.32 | 0 komentar | Read More

Nike Mercurial Vapor VIII


Untuk musim 2012/2013 Mercurial Vapor membawa inovasi ketingkat yang lebih tinggi dengan rekonstruksi sepatu bola yang diciptakan untuk sebuah kecepatan yang meletup-letup. 
Inti dari sepatu ini berada pada "DNA"-nya, yang memberikan rasa pas di kaki ketika dikenakan, sentuhan pada bola dan pijakan yang luar biasa. Desainnya yang menonjol terdapat pada warna kuning mangga terang dengan ciri khas visual yang baru pada tumit sehingga terlihat mencolok ditengah lapangan.

Didesain ulang untuk menciptakan bagian atas yang jauh lebih nyaman sembari tetap mengokohkan pijakan kaki dan mencegah adanya gerakan yang tidak diinginkan, anatomik terbaru Nike ini membawa sepatu bola kepada rasa nyaman dan pas pada kaki ke tingkat yang lebih tinggi lagi dari sisi tumpuan dan stabilitas. Efek ini lebih dirasakan lagi dengan tatakan tumit yang lebih minimalis dan lembut, sehingga dapat memaksimalkan baik kenyamanan dan rasa pas dikaki.

Cristiano Ronaldo selalu menggunakan Mercurial, dan sepatu bola ini sekali lagi memenuhi standarnya “Sepatu bola ini sangat cocok untuk saya. Saya dapat melewati setiap pemain belakang dengan mengetahui bahwa saya mengenakan sepatu bola yang memberikan saya bantuan pada kecepatan dan pijakan yang sangat saya butuhkan tanpa mengkompromikan dukungan, kontrol dan tentunya gaya bermain.”

Atlet nasional yang telah memiliki keterikatan batin dengan Mercurial, Bambang Pamungkas, mengatakan bahwa ia telah menggunakannya sejak awal karirnya. “Mercurial Vapor VIII ini terasa berbeda dengan sepatu saya sebelumnya, terutama pada berat dan pijakan saya ketika bermain. Sepatu merupakan bagian yang paling penting bagi saya dalam mempertahankan gaya permainan saya.”
Rasa yang lebih mulus dan dekat ketika menggunakan sepatu ini tercipta dengan adanya seperti kotak pendukung bagian jempol yang spesial, membuat sepatu bola ini menjadi lebih nyaman disekitar bagian jempol. Vapor yang baru ini juga mengedepankan kerampingan, kekuatan dan keringanan dari Teijin® Microfiber yang mengurangi berat hingga hanya menjadi 185 gram. Berat yang tepat untuk sebuah kecepatan dengan tingkat dukungan dan daya tahan yang optimal.
Diciptakan dengan menggunakan keahlian Nike, Mercurial Vapor VIII terbaru ini adalah sepatu bola dengan pemikiran ke depan dan modern untuk pemain yang siap melakukan aksi yang meletup. Sepatu ini akan tersedia di seluruh toko Nike di Indonesia dengan harga Rp. 2.199.000,-
15.27 | 0 komentar | Read More

Jersey Inggris di Euro 2012

15.23 | 0 komentar | Read More
 
berita unik